Demontrasi mahasiswa Universitas Nasional berbuntut bentrok dengan warga sekitar, Jumat 19 Oktober 2012. Awalnya, sekitar 25 mahasiswa yang berorasi di depan kampus sambil membentangkan spanduk telah menutup jalan dengan membakar ban.
Polisi berusaha bernegosiasi supaya Jalan Sawo Manila, Pasar Minggu, Jakarta Selatan yang ada di depan kampus itu tetap dibuka untuk kepentingan umum. Setelah selesai membakar ban, ternyata mereka tak juga bubar atau masuk ke kampus. Mahasiswa malah duduk-duduk di jalan.
Warga yang merasa terganggu meminta supaya mahasiswa tidak memblokir jalan. Hingga pada pukul 20.40 WIB unjuk rasa memanas ketika seorang warga terkena kardus air mineral yang terbakar.
»Warga yang terkena kardus itu marah dan mendorong mahasiswa ke dalam kampus," ujar Kepala Kepolisian Sektor Pasar Minggu Komisaris Adri Desas Furianto saat dihubungi, Sabtu 20 Oktober 2012. Namun, lanjut dia, mahasiswa membalas dengan memukul warga dengan bambu. Selain itu, mahasiswa juga melempari warga dengan batu dan botol air mineral dari dalam kampus.
Sementara itu, seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi yang ikut dalam unjuk rasa tersebut, Aditya Pamungkas, 22 tahun, mengatakan warga yang lebih dulu menendang kardus terbakar ke arah mahasiswa. "Kardus itu mengenai kawan kami yang masih semester satu," ujarnya.
Dari situlah pertikaian mulai memahas. "Kami terpancing emosi dari warga yang menendang kardus dengan api menyala,” kata Aditya.
Menurut dia, bakar ban di depan kampus yang pertama kali untuk menutup jalan telah dipadamkan warga. Kemudian, saat mahasiswa membakar ban untuk kedua kalinya di pinggir jalan dan tidak menghalangi lalu lintas jalan, warga kembali mematikannya.
»Padahal aksi kami hanya aksi damai, aksi untuk solidaritas kepada represifitas aparat terhadap mahasiswa dan kejadian pencekikan wartawan,” ujar Aditya.
Kepala Kepolisian Sektor Pasar Minggu Komisaris Adri Desas Furianto mengatakan dirinya dan Nur Rochim, ketua RW setempat mengalami luka ringan saat melerai aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa Unas.
Polisi berusaha bernegosiasi supaya Jalan Sawo Manila, Pasar Minggu, Jakarta Selatan yang ada di depan kampus itu tetap dibuka untuk kepentingan umum. Setelah selesai membakar ban, ternyata mereka tak juga bubar atau masuk ke kampus. Mahasiswa malah duduk-duduk di jalan.
Warga yang merasa terganggu meminta supaya mahasiswa tidak memblokir jalan. Hingga pada pukul 20.40 WIB unjuk rasa memanas ketika seorang warga terkena kardus air mineral yang terbakar.
»Warga yang terkena kardus itu marah dan mendorong mahasiswa ke dalam kampus," ujar Kepala Kepolisian Sektor Pasar Minggu Komisaris Adri Desas Furianto saat dihubungi, Sabtu 20 Oktober 2012. Namun, lanjut dia, mahasiswa membalas dengan memukul warga dengan bambu. Selain itu, mahasiswa juga melempari warga dengan batu dan botol air mineral dari dalam kampus.
Sementara itu, seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi yang ikut dalam unjuk rasa tersebut, Aditya Pamungkas, 22 tahun, mengatakan warga yang lebih dulu menendang kardus terbakar ke arah mahasiswa. "Kardus itu mengenai kawan kami yang masih semester satu," ujarnya.
Dari situlah pertikaian mulai memahas. "Kami terpancing emosi dari warga yang menendang kardus dengan api menyala,” kata Aditya.
Menurut dia, bakar ban di depan kampus yang pertama kali untuk menutup jalan telah dipadamkan warga. Kemudian, saat mahasiswa membakar ban untuk kedua kalinya di pinggir jalan dan tidak menghalangi lalu lintas jalan, warga kembali mematikannya.
»Padahal aksi kami hanya aksi damai, aksi untuk solidaritas kepada represifitas aparat terhadap mahasiswa dan kejadian pencekikan wartawan,” ujar Aditya.
Kepala Kepolisian Sektor Pasar Minggu Komisaris Adri Desas Furianto mengatakan dirinya dan Nur Rochim, ketua RW setempat mengalami luka ringan saat melerai aksi unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa Unas.
http://id.berita.yahoo.com/soal-kardus-mahasiswa-unas-bentrok-dengan-warga-060236125.html
Admin - F
0 komentar:
Posting Komentar